Seringkali kita (yang beragama Islam) melakukan shalat tidak disertai
kekhusyu’an. Shalat hanya dijadikan sebagai rutinitas yang tak lebih
dari aktifitas jungkir balik diatas sajadah bergambar ka’bah. Ternyata
saya selama ini belum bisa merasakan itu. Saya merasa selama ini shalat
hanya demi menggugurkan kewajiban kepada yang maha kuasa. Bukan sebagai
kebutuhan agar jiwa tetap sehat dan menghapus dosa-dosa kecil dan besar
yang setiap hari bisa hinggap pada diri saya, serta tentu saja sebagai
tabungan masa depan ketika kelak saya dipanggil oleh Allah SWT. Maka
alangkah baiknya saya mengingatkan diri saya sendiri dan jika bisa
memberi juga pencerahan bagi pembaca yang selama ini mengalami hal
seperti saya.
Banyak sekali kitab-kitab klasik dan kontemporer yang membahas bagaimana
agar shalat bisa khusyu’. Tidak merasa terbebani dengan aktifitas
shalat yang setiap hari berusaha kita lakukan. Maka shalat akan menjadi
ringan dan menjadi nikmat. Ringkasan dari rahasia agar shalat bisa
khusyu’ adalah sebagai berikut :
- Menanamkan hakikat La Ilaha Illallah. Tanamkan makna tiada Tuhan selain Allah didalam hati kita. Jauhkan dari semua rasa kebesaran terhadap makhluk Allah. Nyatakan dalam hati, bahwa hanya Allah yang maha besar dan hanya Allah yang maha kuasa.
- Sempurnakan bersuci. Yang dimaksud bersuci tidak hanya berwudhu sebelum shalat, tapi juga bersuci setelah beristinja’. Hal-hal yang bisa membatalkan shalat adalah karena tidak sempurna dalam bersuci atau membersihkan diri dari hadats kecil dan hadats besar. Bagaimana shalat bisa dikatakan syah apabila kita masih memiliki setetes air najis yang menyiprat di paha karena kita buang air dengan berdiri. Maka berhati-hatilah dalam hal bersuci ini.
- Memahami bacaan-bacaan dalam shalat. Alangkah hambarnya perkataan kita jika hanya datang dari lisan tetapi hati tidak mengataui maknanya. Maka salah satu agar shalat menjadi khusyu’ adalah dengan memahami makna yang terkandung dari bacaan dan do’a yang kita ucapkan ketika shalat.
- Yakin bahwa Allah menyaksikan shalat kita. Yakini dalam diri kita bahwa Allah sedang memperhatikan kita saat shalat. Lupakan sejenak segala urusan yang bersifat duniawi. Hanya Allah yang kita ingat saat shalat akan bisa membawa kita kepada kekhusyu’an yang sebenarnya.
- Latihan shalat tahajjud. Ketika malam tiba. Saat semua manusia sedang terlelap dalam tidurnya adalah saat yang tepat melakukan shalat malam. Shalat tahajjud. Dengan suasana yang hening dan tenang tersebut kita akan mendapati suasana yang nyaman dalam melakukan shalat.
- Menjadikan diri sebagai tamu Allah. Apa yang dilakukan seorang tamu ketika berkunjung ke rumah orang lain adalah berusaha menggunakan pakaian yang rapi dan santun. Begitu juga ketika menghadap Allah. Dengan memakai pakaian yang rapi dan bersih menjadikan kita sepesial di mata Allah. Memang, kadang kita merasa dengan menggunakan pakaian yang menutup aurat saja sudah cukup agar shalat menjadi syah. Tapi bukankah khusyu’ dalam shalat akan meningkatkan nilai shalat kita di hadapan Allah.
- Anggap sebagai shalat terakhir. “Bekerjalah seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah seakan-akan engkau akan mati esok hari”. Menganggap bahwa shalat yang kita lakukan adalah shalat yang terakhir akan membuat shalat menjadi khusyu’. Karena kenyataannya kita tidak akan pernah tahu kapan akan dipanggil oleh Allah. Bisa jadi selesai shalat, besok pagi atau nanti sore.
- Mengikuti salah satu imam madzhab. Imam madzhab adalah orang-orang yang bersih dalam hal ilmu agama. Ikutilah salah satu imam madzhab dalam melakukan ibadah shalat. Mengikuti salah satu imam madzhab adalah salah satu ciri ahlusunnah wal jamaah.
- Berdo’a agar diberi shalat khusyu’. Yang terakhir adalah berdo’a agar selalu diberikan shalat khusyu’ oleh Allah.
Demikian beberapa hal yang bisa kita jadikan pelajaran agar kita bisa
melaksanakan shalat dengan khusyu’. Tentu saja, menghindari hal-hal yang
berkaitan dengan kejelekan yang bisa menurunkan kualitas shalat kita
adalah hal wajib. Yakin, bahwa shalat bukan hanya rutinitas untuk
menyembah yang maha tinggi. Tapi lebih dari itu adalah sebagai wujud
ketundukan dan bekal kelak kita di akhirat.
Salam khusyu’ by ZAINUDDIN INDIGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar